Detik Detik panjang
Waktu bukan lagi rantai tanya
hidup yang tak bakal tersimpulkan
waktu bukan lagi harap harap cemas
dimana kita ............
selalu betah menunggui detik detik panjang
waktu bukan lagi sais
yang tak hentinya mencambuki kita
bagai kuda kuda kereta
waktu adalah sebuah lanskap
sempurna dibawah terik matahari
dan kita dipaksa menatapnya terus
sementara sudah lama kita bosan
Kereta Terakhir
ketika kereta api terakhir lewat tengah malam
tak terhitung lagi berapa kali kalimat terucapkan,
manakala kereta bergerak kedunia lain......
lelaki tua itu masih memandangi peron stasiun lempuyangan
matanya kosong.....
ditatapnya satu persatu kereta yg datang dan pergi.
khayalnya melayang ke 50 th yg silam..........
kekasih hatinya pergi dan tak pernah kembali,
hanya penantian demi penantian .....
konsep2 dalam mimpi-mimpinya ......
tiba-tiba tak ada yng tersembunyi.....
segala jadi suara , bangkit. mengusur jasad dan pikiran2nya .........
maka heningpun tercabik.
1 Tarian Sajak Diantara penaku 1
huruf huruf ku pahat pada reruntuhan musim
masih kuingat barisan rapi sajak usang
yang mengotori lembaran kertas
yang memenuhi halaman demi halaman
hingga aku kehabisan tempat tuk berkeluh kesah
huruf2 ku kini menggantung di udara.... mencari sandaran
untuk kakiku yg lelah melangkah
untuk punggungku yg ingin rebah
huruf2 ku terselip diantara pikiranku
diantara ketukan penaku
diantara lembar2 kertas putih yg penuh dengan tinta
Aku ingin sajak2 ku bicara .....
dan Mengajari cara tersenyum tulus
Mengajari cara menghapus kerinduan
Mengajari mengenang seseorang
dan mengajari aku membuat sajak2 baru
2 Tuhanku 2
ENGKAU lah saksi kembaliku kala kuseret seret jantungku
Disepanjang perbukitan debu menuju rumahku
Terimakasih ........TUHAN ku
Engkau perkenankan jantungku yg terseret-seret ini
bersujud dan terus bersujud pada KASIH KUASA MU
Sebab hanya dari pada MU aku bisa kembali
Dalam Bayangan
Dalam rimba bayang bayang
ada sejuta kutuk nyata
Dalam rimba bayang bayang
yang terus menjerit dalam siklus kerlap kerlip
dalam situs situs waktu
Di Yogyakarta ...
di malioboro dalam kanvas pelukis
kita tak lagi saling menatap
setelah malam malam di padang sahara
menderu dalam jelaga sepanjang sejarah
tak perlu lagi nama
begitu lihainya setan menjerat manusia
begitu sarat rindu menjelma
begitu luas genangan darah orang2 malang
begitu lengket peradaban dengan kebiadaban
maka senja pun tertelan bumi....
untuk di kubur dalam rimba bayangmu
Sajak Senandung lambaian Cemara
pada matamu rimba membuka daun daunnya
memanggil matahari yang membakar kulit
pada matamu daun daun cemara melambai lambai
menyebarkan harum air laut di musim panas
pada matamu kurasakan gelitik riak riak air laut
menciumi pasir dipinggir pantai dan
pada mataku pun terbendam padamu
bagai rajawali mencengkeram cakarnya yang kuat
pada camar yang lelah terbang melayang di tepi pantai.............
Pantai Goa Cemara 5/5/2013
Aku